Pengertian Metode Penelitian Administrasi
Metode penelitian administrasimerupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan defenisi tersebut maka terdapat empat kata kunci yang sangat perlu diperhatikan dalam sebuah penelitian administrasi yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah merupakan kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional merupakan kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris merupakan cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahi cara-cara yang digunakan. Sistematis merupakan proses yang digunakan oleh penelitian itu menggunakan langkah tertentu yang bersifat logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang memiliki kriteria tertentu yaitu harus valid. Valid menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Contohnya dalam sebuah kasus korupsi, jumlah yang dikorupsi oleh Prabowo sebenarnya 10 trilyun, sementara peneliti melaporkan jauh diatas 10 trilyun, maka data yang dilaporkan tersebut tidak valid. Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya. Pada umumnya kalau data itu reliable dan objektif, maka terdapat kecederungan data tersebut akan valid.
Data yang valid pasti reliable dan objektif. Reliable berkenaan dengan derajad konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu. Misalnya pada hari pertama wawancara, sumber data mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 1000 orang, maka besok atau lusa pun sumber data tersebut kalau ditanya akan tetap mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi akan tetap sebanyak 1.000 orang. Objektivitas berkenaan dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang). Bila banyak orang yang menyetujui bahwa karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 1.000 orang, maka data tersebut adalah data yang objektif (berlawanan dengan subjektif). Kalau ada beberapa kelompk peneliti memberikan data yang berbeda-beda pada satu objek penelitian, maka data penelitian tersebut tidak objektif, sehingga tidak valid.
Data yang reliabel belum tentu valid, misalnya setiap hari seseorang karyawan perusahaan pulang malam dengan alasan ada rapat, padahal kenyataan tidak ada rapat. Hal ini diucapkan secara konsisten tetapi berbohong, sehingga data tersebut terlihat reliabel (konsisten) tetapi tidak valid. Data yang objektif juga belum tentu valid, misalnya 99% dari sekelompok orang menyatakan bahwa si A adalah pencuri, dan 1% menyatakan bukan pencuri. Padahal yang benar justru yang hanya 1% yang menyatakan bahwa A adalah bukan pencuri. Pernyataan kelompk tersebut terlihat objektif (disepakati 99%) tetapi tidak valid.
Validitas data hasil penelitian dapat diperoleh dengan cara menggunakan instrument penelitian yang valid, menggunakan sumber data tepat dan cukup jumlahnya, serta menggunakan metode pengumpulan dan analisis data yang benar. Untuk mendapatkan data yang reliabel, maka instrumen penelitian yang digunakan harus reliabel. Selanjutnya untuk mendapatkan data yang objektif, maka perlu digunkaan sampel yang besar atau sumber data yang jumlahnya mendekati jumlah populasi. Dalam prakteknya, sebelum pengumpulan data dilakukan maka instrument penelitian harus diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang benar-benar baru dan belum ada sebeulmnya, pembuktian digunakan untuk membuktika keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pemgembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Penelitian yang bersifat penemua misalnya, menemukan cara yang paling efektif untuk memberantas hama dengan maksimal, pemberantasan korupsi, dan penelitian yang bersifat membuktikan misalnya, apakah bahwa insentif dapat meningkatkan prestasi kerja di unit tertentu atau tidak. Selanjutnya penelitian yang bersifat mengembangkan misalnya, penelitian untuk mengembangkan organisasi yang telah ada, atau penelitian untuk membuat keputusan tentang deregulasi dan debitokratisasi.
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.
Penelitian yang akan digunakan untuk memahami masalah misalnya, penelitian tentang sebab-sebab jatuhnya pesawat terbang atau sebab membudayanya korupsi di Indonesia,, penelitian yang bersifat memecahkan masalah misalnya, penelitian untuk mencari cara yang efektif untuk memberantas korupsi di Indonesia, dan penelitian yang bersifat antisipasi masalah misalnya penelitian untuk mencari cara agar korupsi tidak terjadi pada pemerintahan yang baru.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukanan bahwa metode penelitian administrasi atau manajemen dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang administrasi dan manajemen.
Sumber :
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2011.
0 Komentar