Cara Menghitung Keuntungan Usaha: 12 Langkah (dengan Gambar)
Cara Menghitung Keuntungan Usaha: 12 Langkah, Dalam menjalankan suatu usaha, keuntungan adalah raja. Keuntungan diartikan sebagai jumlah pendapatan dikurangi dengan jumlah pengeluaran, yakni jumlah uang yang "didapat" oleh sebuah usaha selama masa perhitungan tertentu. Secara umum, semakin banyak keuntungan yang didapatkan maka semakin baik, karena keuntungan dapat diinvestasikan kembali ke dalam usaha atau disimpan oleh pemilik usaha. Mampu menentukan keuntungan dalam usaha secara akurat merupakan bagian yang penting dalam sebuah usaha, agar dapat mempertimbangkan tingkat kesehatan finansial sebuah usaha. Menentukan keuntungan juga dapat membantu dalam menentukan harga jual barang dan jasa, menentukan gaji karyawan dan lainnya. Lihat langkah 1 dibawah ini untuk mulai menghitung keuntungan usaha Anda.
Awali dengan harga untuk menentukan total pendapatan usaha. Untuk menemukan keuntungan usaha, mulailah dengan menambahkan seluruh uang yang akan digunakan untuk melakukan usaha dalam waktu tertentu (misalnya per tiga bulan, tahunan, bulanan, dan lainnya). Tambahkan jumlah penjualan barang atau jasa selama periode waktu itu. Hal ini dapat berasal dari beberapa sumber, termasuk produk yang terjual, jasa yang diberikan, pembayaran keanggotaan atau dalam hal lembaga pemerintahan, pajak, biaya, penjualan hak atas sumber daya, dan sebagainya.
Sebagai catatan bahwa Anda harus mengurangi jumlah tunai yang dikembalikan pada pelanggan atas retur barang yang dipesan untuk mendapatkan angka akurat total pendapatan.
Proses perhitungan keuntungan usaha akan mudah dimengerti jika dengan contoh. Misalkan Anda memiliki sebuah usaha kecil yang baru dirintis. Pada bulan terakhir, Anda menjual Rp200.000.000 nilai buku kepada pedagang eceran. Selain itu, Anda juga menjual hak pada salah satu kekayaan properti dengan harga Rp70.000.000 dan menerima Rp30.000.000 dari pedagang buku eceran sebagai promosi resmi. Jika semua ini adalah sumber pendapatan Anda, maka dapat dikatakan bahwa jumlah pemasukan yang didapat adalah Rp200.000.000 + Rp70.000.000 + Rp30.000.000 = Rp 300.000.000.
Hitung jumlah biaya usaha selama masa perhitungan. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha dapat bermacam-macam, tergantung pada jenis operasi yang digunakan. Umumnya, jumlah biaya usaha melambangkan semua uang yang digunakan untuk melakukan usaha selama masa perhitungan yang sedang dianalisis. Lihat bagian di bawah ini untuk pembagian detail jenis-jenis biaya yang dapat terjadi saat menjalankan usaha.
Contohnya, sebut saja usaha Anda mengeluarkan Rp130.000.000 selama 1 bulan untuk mendapatkan Rp 300.000.000. Pada kasus ini, Rp 130.000.000 adalah jumlah pendapatan.
Kurangi jumlah pengeluaran dari jumlah pendapatan. Anda dapat menghitung keuntungan dengan mudah jika menemukan nilai yang akurat untuk jumlah pendapatan dan pengeluran usaha. Sederhananya, kurangi pengeluaran dengan pendapatan untuk mendapatkan nilai keuntungan. Nilai yang didapatkan untuk keuntungan usaha menggambarkan jumlah uang yang didapat dalam periode waktu yang Anda tentukan. Penggunaan uang ini merupakan kewenangan dari pemilik usaha. Mereka dapat menggunakannya untuk diinvestasikan kembali ke dalam usaha, membayar pinjaman, dibagikan kepada pemegang saham, atau ditabung.
Pada contoh tadi, karena Anda memiliki angka yang akurat dari pendapatan dan pengeluaran, menghitung keuntungan usaha akan sangat mudah. Kurangi pengeluaran dari pendapatan, atau Rp300.000.000 - Rp130.000.000 = Rp 170.000.000 sebagai keuntungan. Karena Anda merupakan pemilik, Anda dapat menggunakan uang ini untuk membeli mesin cetak baru untuk usaha penerbitan Anda, menambah jumlah buku-buku yang dapat dicetak dan berpotensi untuk meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang.
Untuk dicatat bahwa nilai negatif keuntungan disebut "kerugian bersih". Daripada menyebutnya sebagai usaha yang mengalami "keuntungan negatif", kita biasa menyebutnya "mengalami kerugian bersih" atau "kerugian operasional bersih (NOL)". Jika usaha Anda mendapatkan hasil demikian, ini berarti tiba waktunya untuk berfokus, karena usaha Anda menghabiskan lebih banyak uang daripada yang bisa didapatkan. Hampir di setiap usaha hal ini harus dihindari, walaupun di awal mula usaha berjalan terkadang sulit untuk dihindari. Contoh NOL yaitu sebuah usaha harus membayar biaya operasi dengan melakukan peminjaman atau mendapatkan modal tambahan dari investor.
kerugian bersih tidak selalu berarti usaha tersebut sedang berada posisi kesusahan (walaupun hal ini "mungkin" penyebabnya). Tidak jarang usaha yang mengalami kerugian ketika mengeluarkan biaya satu kali pada awalnya (membeli kantor, menerbitkan merek dagang, dan lainnya) akhirnya menghasilkan keuntungan. Misalnya, Amazon.com kehilangan banyak uang selama 9 tahun (1994-2003) sebelum segalanya berubah menjadi keuntungan.
Lihat dengan seksama penghasilan dan biaya di laporan laba rugi usaha. Karena perhitungan aktual yang digunakan untuk menemukan keuntungan dalam usaha sangat mudah, bagian tersulit dalam menghitung keuntungan dalam periode tertentu adalah menemukan informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran yang akurat. Untungnya, kebanyakan usaha diharuskan untuk membuka dokumen perhitungan yang disebut dengan laporan laba rugi, yang mencantumkan sumber pendapatan dan pengeluaran perusahaan secara detail. Laporan laba rugi biasanya berisi detail laporan sumber pendapatan dan pengeluaran perusahaan maupun nilai "jumlah" total keuntungan selama masa perhitungan (dikatakan demikian karena nilai ini biasanya ditemukan di bagian bawah laporan laba rugi). Dengan menggunakan informasi laporan laba rugi, Anda dapat menghitung total keuntungan usaha dengan akurat.
Selanjutnya, Anda akan menggali langkah-langkah perincian sumber pendapatan dan pengeluaran sebuah usaha seperti yang dilakukan di laporan laba rugi.
Awali dengan nilai penjualan usaha Anda. Meskipun keuntungan perusahaan biasanya dinyatakan sebagai pendapatan dikurangi dengan pengeluaran, dua unit ubu biasanya dihitung dari berbagai sumber ialah pendapatan dan pengeluaran itu sendiri. Jadi, jika Anda mulai menghitung keuntungan usaha dari awal, Anda akan bekerja dengan beberapa nilai sumber pendapatan dan pengeluaran, dan bukan satu nilai dari masing-masing sumber. Pada bagian ini, Anda akan memperinci pendapatan dan pengeluaran usaha untuk menghitung keuntungan sedikit demi sedikit. Diawali dari keuntungan penjualan; jumlah uang yang dihasilkan oleh usaha dari penjualan barang dan jasa, dikurangi pengembalian, potongan harga, dan penerimaan barang yang hilang atau rusak.
Untuk menggambarkan proses perincian pendapatan dan pengeluaran dalam usaha, lihatlah contoh kasus berikut. Sebut saja Anda mempunyai perusahaan kecil yang menghasilkan produk akhir sneaker. Dalam tiga bulan ini, katakanlah penjualan sneaker Anda Rp3.500.000.000. Bagaimanapun juga, sehubungan dengan adanya penarikan kembali, Anda harus membayar biaya pengembalian sebesar Rp100.000.000. Anda juga harus membayar Rp20.000.000 untuk pengembalian dan potongan harga tidak terkait lainnya. Pada kasus ini, keuntungan penjualan Anda yaitu Rp3.500.000.000 - Rp100.000.000 - Rp20.000.000 = Rp 3.380.000.000.
Kurangi biaya produk yang terjual (COGS) untuk mendapatkan pendapatan kotor. Dalam usaha, harus ada uang yang dikeluarkan untuk menghasilkan uang. Produk harus dibuat dari bahan baku, dan karena bahan baku atau pekerja tidak akan mau membuat produk dengan gratis, ini berarti Anda memerlukan biaya untuk membuat produk yang akan dijual. Biaya ini disebut biaya produk yang terjual, atau COGS. Yang termasuk dalam COGS ialah bahan baku dan biaya pekerja yang secara langsung berhubungan dengan pembuatan produk yang dijual, tapi tidak termasuk biaya tidak langsung seperti distribusi, pengiriman, dan upah pekerja penjual.. Kurangi COGS dari penjualan bersih untuk mendapatkan pendapatan kotor.
Pada contoh perusahaan sneaker tadi, perusahaan Anda harus membeli kain dan karet untuk membuat sneaker dan juga membayar pekerja pabrik untuk merangkai bahan baku menjadi produk yang dapat digunakan. Jika Anda menghabiskan Rp300.000.000 untuk membeli bahan kain dan karet dan membayar pekerja pabrik sebesar Rp350.000.000 untuk 3 bulan ini, pendapatan kasar usaha Anda yaitu Rp3.380.000.000 - Rp300.000.000 - Rp350.000.000 = Rp2.730.000.000.
Untuk dicatat bahwa usaha yang tidak menjual produk secara fisik (contoh mudahnya, perusahaan konsultan), digunakan nilai serupa dengan COGS yang disebut juga beban pokok pendapatan. Beban pokok pendapatan termasuk pengeluaran yang berhubungan langsung dengan usaha untuk menghasilkan penjualan, seperti biaya pekerja langsung dan komisi penjualan, tapi tidak termasuk gaji karyawan, sewa, peralatan, dan sebagainya.
Kurangi semua biaya operasional. Perusahaan tidak hanya mengeluarkan uang untuk menjual produk dan/atau jasa pada konsumen. Perusahaan juga harus membayar karyawan, biaya usaha pemasaran dan juga biaya listrik. Biaya-biaya ini biasaya disebut biaya operasional dan ditentukan dari kebutuhan biaya yang digunakan untuk menjaga jalannya usaha, yang tidak secara langsung berhubungan dengan penghasilan dan pelaksanaan produk atau jasa yang dijual.
Untuk contoh perusahaan sneaker tadi, sebut saja bahwa Anda membayar karyawan bukan pekerja pabrik (pemasaran, manajer, dan lainnya) dengan total Rp1.200.000.000. Anda juga membayar Rp100.000.000 untuk biaya sewa dan peralatan, dan menghabiskan Rp50.000.000 untuk memasang iklan di majalah. Apabila semua ini merupakan biaya operasi, perhitungannya menjadi Rp2.730.000.000 - Rp1.200.000.000 - Rp100.000.000 - Rp50.000.000 = Rp 1.380.000.000.
Kurangi beban penyusutan/amortisasi. Setelah mengurangi biaya operasional usaha, Anda juga akan mengurangi biaya sehubungan dengan penyusutan dan amortisasi. Penyusutan dan amortisasi berhubungan (tapi tidak serupa) dengan biaya. Penyusutan melambangkan berkurangnya nilai aset berwujud seperti perlengkapan dan peralatan karena penggunaan dan keausan masa pakai aset dari operasi normal, sedangkan amortisasi melambangkan berkurangnya nilai aset tak berwujud seperti hak paten dan hak cipta dari umur aset. Mengurangi biaya-biaya ini setelah mengurangi biaya operasi akan memberikan Anda nilai pendapatan usaha.
Pada contoh perusahaan sneaker tadi, katakanlah bahwa mesin yang digunakan untuk memproduksi sneaker tersebut seharga Rp1.000.000.000 dan memiliki masa pakai selama 10 tahun. Asumsikan penyusutan mesin ialah Rp100.000.000 per tahun, atau Rp25.000.000 per 3 bulan. Jika hal ini merupakan satu-satunya biaya penurunan harga yang Anda miliki, kurangi sehingga Rp1.380.000.000 - Rp25.000.000 menjadi Rp 1.355.000.000.
Kurangi juga dengan biaya lainnya. selanjutnya, Anda akan menghitung biaya luar biasa yang mungkin bukan merupakan perlengkapan dalam menjalankan usaha secara normal. Biaya semacam ini meliputi bunga pinjaman, pelunasan hutang, pembelian aset baru, dan lainnya. Ini semua dapat bervariasi untuk setiap masa perhitungan, khususnya jika strategi usaha perusahaan berubah.
Katakanlah perusahaan sneaker Anda masih membayar pinjaman yang Anda gunakan untuk memulai usaha. Pada 3 bulan terakhir, Anda membayar Rp100.000.000 untuk pinjaman tersebut. Anda juga membeli mesin pembuat sepatu baru seharga Rp200.000.000. Apabila semua hal ini menggambarkan biaya luar biasa yang terjadi untuk 3 bulan, Anda dapat menghitung Rp1.355.000.000 - Rp100.000.000 - Rp200.000.000 = Rp 1.055.000.000.
Tambahkan pendapatan satu kali. Selain mendapatkan nilai luar biasa lainnya, sebuah usaha juga bisa mendapatkan pendapatan satu kali, misalnya kesepakatan usaha dengan perusahaan lainnya, penjualan aset berwujud seperti peralatan, dan penjualan asrt yang tak berwujud seperti hak cipta dan merek dagang.
Sebut saja, pada 3 bulan terakhir Anda menjual mesin pembuat sepatu yang lama seharga Rp50.000.000 dan mengizinkan logo perusahaan Anda digunakan oleh perusahaan lain sebagai iklan seharga Rp100.000.000. Pada kasus ini, Anda dapat menambahkan pendapatan satu kali pada usaha Anda sehingga: Rp1.055.000.000 + Rp50.000.000 + Rp100.000.000 = Rp 1.205.000.000.
Kurangi pajak untuk menemukan pendapatan bersih. Terakhir, ketika semua pendapatan dan pengurangan telah dihitung, biaya akhir yang biasanya dikurangi dari pendapatan usaha yang tertera di laporan laba rugi ialah pajak usaha. Perlu dicatat bahwa pajak sebuah usaha dapat dikenai lebih dari 1 aturan pemerintahan (singkatnya, sebuah usaha bisa saja membayar pajak pada negara dan juga pada daerah). Sebagai tambahan, harga pajak yang dibayarkan dapat berubah bergantung lokasi usaha dijalankan dan berapa banyak usaha tersebut mendapatkan keuntungan. Sekali Anda mengurangi biaya Anda sehubungan dengan pajak, nilai yang Anda peroleh sudah merupakan pendapatan bersih usaha, dan pendapatan tersebut dapat digunakan berdasarkan kebijakan pemiik usaha.
Pada contoh tadi, katakan saja berdasarkan tingkatan pendapatan sebelum pajak, perusahaan Anda dikenakan pajak sebesar Rp300.000.000. Kurangi Rp1.205.000.000 - Rp300.000.000 = Rp 905.000.000. Nilai ini menggambarkan pendapatan bersih dari usaha yang Anda kerjakan, yang berarti keuntungan yang didapatkan ialah Rp905.000.000 untuk 3 bulan. Angka yang tidak jelek!
Menghitung Keuntungan Usaha
Awali dengan harga untuk menentukan total pendapatan usaha. Untuk menemukan keuntungan usaha, mulailah dengan menambahkan seluruh uang yang akan digunakan untuk melakukan usaha dalam waktu tertentu (misalnya per tiga bulan, tahunan, bulanan, dan lainnya). Tambahkan jumlah penjualan barang atau jasa selama periode waktu itu. Hal ini dapat berasal dari beberapa sumber, termasuk produk yang terjual, jasa yang diberikan, pembayaran keanggotaan atau dalam hal lembaga pemerintahan, pajak, biaya, penjualan hak atas sumber daya, dan sebagainya.
Sebagai catatan bahwa Anda harus mengurangi jumlah tunai yang dikembalikan pada pelanggan atas retur barang yang dipesan untuk mendapatkan angka akurat total pendapatan.
Proses perhitungan keuntungan usaha akan mudah dimengerti jika dengan contoh. Misalkan Anda memiliki sebuah usaha kecil yang baru dirintis. Pada bulan terakhir, Anda menjual Rp200.000.000 nilai buku kepada pedagang eceran. Selain itu, Anda juga menjual hak pada salah satu kekayaan properti dengan harga Rp70.000.000 dan menerima Rp30.000.000 dari pedagang buku eceran sebagai promosi resmi. Jika semua ini adalah sumber pendapatan Anda, maka dapat dikatakan bahwa jumlah pemasukan yang didapat adalah Rp200.000.000 + Rp70.000.000 + Rp30.000.000 = Rp 300.000.000.
Hitung jumlah biaya usaha selama masa perhitungan. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha dapat bermacam-macam, tergantung pada jenis operasi yang digunakan. Umumnya, jumlah biaya usaha melambangkan semua uang yang digunakan untuk melakukan usaha selama masa perhitungan yang sedang dianalisis. Lihat bagian di bawah ini untuk pembagian detail jenis-jenis biaya yang dapat terjadi saat menjalankan usaha.
Contohnya, sebut saja usaha Anda mengeluarkan Rp130.000.000 selama 1 bulan untuk mendapatkan Rp 300.000.000. Pada kasus ini, Rp 130.000.000 adalah jumlah pendapatan.
Kurangi jumlah pengeluaran dari jumlah pendapatan. Anda dapat menghitung keuntungan dengan mudah jika menemukan nilai yang akurat untuk jumlah pendapatan dan pengeluran usaha. Sederhananya, kurangi pengeluaran dengan pendapatan untuk mendapatkan nilai keuntungan. Nilai yang didapatkan untuk keuntungan usaha menggambarkan jumlah uang yang didapat dalam periode waktu yang Anda tentukan. Penggunaan uang ini merupakan kewenangan dari pemilik usaha. Mereka dapat menggunakannya untuk diinvestasikan kembali ke dalam usaha, membayar pinjaman, dibagikan kepada pemegang saham, atau ditabung.
Pada contoh tadi, karena Anda memiliki angka yang akurat dari pendapatan dan pengeluaran, menghitung keuntungan usaha akan sangat mudah. Kurangi pengeluaran dari pendapatan, atau Rp300.000.000 - Rp130.000.000 = Rp 170.000.000 sebagai keuntungan. Karena Anda merupakan pemilik, Anda dapat menggunakan uang ini untuk membeli mesin cetak baru untuk usaha penerbitan Anda, menambah jumlah buku-buku yang dapat dicetak dan berpotensi untuk meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang.
Untuk dicatat bahwa nilai negatif keuntungan disebut "kerugian bersih". Daripada menyebutnya sebagai usaha yang mengalami "keuntungan negatif", kita biasa menyebutnya "mengalami kerugian bersih" atau "kerugian operasional bersih (NOL)". Jika usaha Anda mendapatkan hasil demikian, ini berarti tiba waktunya untuk berfokus, karena usaha Anda menghabiskan lebih banyak uang daripada yang bisa didapatkan. Hampir di setiap usaha hal ini harus dihindari, walaupun di awal mula usaha berjalan terkadang sulit untuk dihindari. Contoh NOL yaitu sebuah usaha harus membayar biaya operasi dengan melakukan peminjaman atau mendapatkan modal tambahan dari investor.
kerugian bersih tidak selalu berarti usaha tersebut sedang berada posisi kesusahan (walaupun hal ini "mungkin" penyebabnya). Tidak jarang usaha yang mengalami kerugian ketika mengeluarkan biaya satu kali pada awalnya (membeli kantor, menerbitkan merek dagang, dan lainnya) akhirnya menghasilkan keuntungan. Misalnya, Amazon.com kehilangan banyak uang selama 9 tahun (1994-2003) sebelum segalanya berubah menjadi keuntungan.
Lihat dengan seksama penghasilan dan biaya di laporan laba rugi usaha. Karena perhitungan aktual yang digunakan untuk menemukan keuntungan dalam usaha sangat mudah, bagian tersulit dalam menghitung keuntungan dalam periode tertentu adalah menemukan informasi mengenai pendapatan dan pengeluaran yang akurat. Untungnya, kebanyakan usaha diharuskan untuk membuka dokumen perhitungan yang disebut dengan laporan laba rugi, yang mencantumkan sumber pendapatan dan pengeluaran perusahaan secara detail. Laporan laba rugi biasanya berisi detail laporan sumber pendapatan dan pengeluaran perusahaan maupun nilai "jumlah" total keuntungan selama masa perhitungan (dikatakan demikian karena nilai ini biasanya ditemukan di bagian bawah laporan laba rugi). Dengan menggunakan informasi laporan laba rugi, Anda dapat menghitung total keuntungan usaha dengan akurat.
Selanjutnya, Anda akan menggali langkah-langkah perincian sumber pendapatan dan pengeluaran sebuah usaha seperti yang dilakukan di laporan laba rugi.
Memperinci Pendapatan dan Pengeluaran
Awali dengan nilai penjualan usaha Anda. Meskipun keuntungan perusahaan biasanya dinyatakan sebagai pendapatan dikurangi dengan pengeluaran, dua unit ubu biasanya dihitung dari berbagai sumber ialah pendapatan dan pengeluaran itu sendiri. Jadi, jika Anda mulai menghitung keuntungan usaha dari awal, Anda akan bekerja dengan beberapa nilai sumber pendapatan dan pengeluaran, dan bukan satu nilai dari masing-masing sumber. Pada bagian ini, Anda akan memperinci pendapatan dan pengeluaran usaha untuk menghitung keuntungan sedikit demi sedikit. Diawali dari keuntungan penjualan; jumlah uang yang dihasilkan oleh usaha dari penjualan barang dan jasa, dikurangi pengembalian, potongan harga, dan penerimaan barang yang hilang atau rusak.
Untuk menggambarkan proses perincian pendapatan dan pengeluaran dalam usaha, lihatlah contoh kasus berikut. Sebut saja Anda mempunyai perusahaan kecil yang menghasilkan produk akhir sneaker. Dalam tiga bulan ini, katakanlah penjualan sneaker Anda Rp3.500.000.000. Bagaimanapun juga, sehubungan dengan adanya penarikan kembali, Anda harus membayar biaya pengembalian sebesar Rp100.000.000. Anda juga harus membayar Rp20.000.000 untuk pengembalian dan potongan harga tidak terkait lainnya. Pada kasus ini, keuntungan penjualan Anda yaitu Rp3.500.000.000 - Rp100.000.000 - Rp20.000.000 = Rp 3.380.000.000.
Kurangi biaya produk yang terjual (COGS) untuk mendapatkan pendapatan kotor. Dalam usaha, harus ada uang yang dikeluarkan untuk menghasilkan uang. Produk harus dibuat dari bahan baku, dan karena bahan baku atau pekerja tidak akan mau membuat produk dengan gratis, ini berarti Anda memerlukan biaya untuk membuat produk yang akan dijual. Biaya ini disebut biaya produk yang terjual, atau COGS. Yang termasuk dalam COGS ialah bahan baku dan biaya pekerja yang secara langsung berhubungan dengan pembuatan produk yang dijual, tapi tidak termasuk biaya tidak langsung seperti distribusi, pengiriman, dan upah pekerja penjual.. Kurangi COGS dari penjualan bersih untuk mendapatkan pendapatan kotor.
Pada contoh perusahaan sneaker tadi, perusahaan Anda harus membeli kain dan karet untuk membuat sneaker dan juga membayar pekerja pabrik untuk merangkai bahan baku menjadi produk yang dapat digunakan. Jika Anda menghabiskan Rp300.000.000 untuk membeli bahan kain dan karet dan membayar pekerja pabrik sebesar Rp350.000.000 untuk 3 bulan ini, pendapatan kasar usaha Anda yaitu Rp3.380.000.000 - Rp300.000.000 - Rp350.000.000 = Rp2.730.000.000.
Untuk dicatat bahwa usaha yang tidak menjual produk secara fisik (contoh mudahnya, perusahaan konsultan), digunakan nilai serupa dengan COGS yang disebut juga beban pokok pendapatan. Beban pokok pendapatan termasuk pengeluaran yang berhubungan langsung dengan usaha untuk menghasilkan penjualan, seperti biaya pekerja langsung dan komisi penjualan, tapi tidak termasuk gaji karyawan, sewa, peralatan, dan sebagainya.
Kurangi semua biaya operasional. Perusahaan tidak hanya mengeluarkan uang untuk menjual produk dan/atau jasa pada konsumen. Perusahaan juga harus membayar karyawan, biaya usaha pemasaran dan juga biaya listrik. Biaya-biaya ini biasaya disebut biaya operasional dan ditentukan dari kebutuhan biaya yang digunakan untuk menjaga jalannya usaha, yang tidak secara langsung berhubungan dengan penghasilan dan pelaksanaan produk atau jasa yang dijual.
Untuk contoh perusahaan sneaker tadi, sebut saja bahwa Anda membayar karyawan bukan pekerja pabrik (pemasaran, manajer, dan lainnya) dengan total Rp1.200.000.000. Anda juga membayar Rp100.000.000 untuk biaya sewa dan peralatan, dan menghabiskan Rp50.000.000 untuk memasang iklan di majalah. Apabila semua ini merupakan biaya operasi, perhitungannya menjadi Rp2.730.000.000 - Rp1.200.000.000 - Rp100.000.000 - Rp50.000.000 = Rp 1.380.000.000.
Kurangi beban penyusutan/amortisasi. Setelah mengurangi biaya operasional usaha, Anda juga akan mengurangi biaya sehubungan dengan penyusutan dan amortisasi. Penyusutan dan amortisasi berhubungan (tapi tidak serupa) dengan biaya. Penyusutan melambangkan berkurangnya nilai aset berwujud seperti perlengkapan dan peralatan karena penggunaan dan keausan masa pakai aset dari operasi normal, sedangkan amortisasi melambangkan berkurangnya nilai aset tak berwujud seperti hak paten dan hak cipta dari umur aset. Mengurangi biaya-biaya ini setelah mengurangi biaya operasi akan memberikan Anda nilai pendapatan usaha.
Pada contoh perusahaan sneaker tadi, katakanlah bahwa mesin yang digunakan untuk memproduksi sneaker tersebut seharga Rp1.000.000.000 dan memiliki masa pakai selama 10 tahun. Asumsikan penyusutan mesin ialah Rp100.000.000 per tahun, atau Rp25.000.000 per 3 bulan. Jika hal ini merupakan satu-satunya biaya penurunan harga yang Anda miliki, kurangi sehingga Rp1.380.000.000 - Rp25.000.000 menjadi Rp 1.355.000.000.
Kurangi juga dengan biaya lainnya. selanjutnya, Anda akan menghitung biaya luar biasa yang mungkin bukan merupakan perlengkapan dalam menjalankan usaha secara normal. Biaya semacam ini meliputi bunga pinjaman, pelunasan hutang, pembelian aset baru, dan lainnya. Ini semua dapat bervariasi untuk setiap masa perhitungan, khususnya jika strategi usaha perusahaan berubah.
Katakanlah perusahaan sneaker Anda masih membayar pinjaman yang Anda gunakan untuk memulai usaha. Pada 3 bulan terakhir, Anda membayar Rp100.000.000 untuk pinjaman tersebut. Anda juga membeli mesin pembuat sepatu baru seharga Rp200.000.000. Apabila semua hal ini menggambarkan biaya luar biasa yang terjadi untuk 3 bulan, Anda dapat menghitung Rp1.355.000.000 - Rp100.000.000 - Rp200.000.000 = Rp 1.055.000.000.
Tambahkan pendapatan satu kali. Selain mendapatkan nilai luar biasa lainnya, sebuah usaha juga bisa mendapatkan pendapatan satu kali, misalnya kesepakatan usaha dengan perusahaan lainnya, penjualan aset berwujud seperti peralatan, dan penjualan asrt yang tak berwujud seperti hak cipta dan merek dagang.
Sebut saja, pada 3 bulan terakhir Anda menjual mesin pembuat sepatu yang lama seharga Rp50.000.000 dan mengizinkan logo perusahaan Anda digunakan oleh perusahaan lain sebagai iklan seharga Rp100.000.000. Pada kasus ini, Anda dapat menambahkan pendapatan satu kali pada usaha Anda sehingga: Rp1.055.000.000 + Rp50.000.000 + Rp100.000.000 = Rp 1.205.000.000.
Kurangi pajak untuk menemukan pendapatan bersih. Terakhir, ketika semua pendapatan dan pengurangan telah dihitung, biaya akhir yang biasanya dikurangi dari pendapatan usaha yang tertera di laporan laba rugi ialah pajak usaha. Perlu dicatat bahwa pajak sebuah usaha dapat dikenai lebih dari 1 aturan pemerintahan (singkatnya, sebuah usaha bisa saja membayar pajak pada negara dan juga pada daerah). Sebagai tambahan, harga pajak yang dibayarkan dapat berubah bergantung lokasi usaha dijalankan dan berapa banyak usaha tersebut mendapatkan keuntungan. Sekali Anda mengurangi biaya Anda sehubungan dengan pajak, nilai yang Anda peroleh sudah merupakan pendapatan bersih usaha, dan pendapatan tersebut dapat digunakan berdasarkan kebijakan pemiik usaha.
Pada contoh tadi, katakan saja berdasarkan tingkatan pendapatan sebelum pajak, perusahaan Anda dikenakan pajak sebesar Rp300.000.000. Kurangi Rp1.205.000.000 - Rp300.000.000 = Rp 905.000.000. Nilai ini menggambarkan pendapatan bersih dari usaha yang Anda kerjakan, yang berarti keuntungan yang didapatkan ialah Rp905.000.000 untuk 3 bulan. Angka yang tidak jelek!
0 Komentar