DPC GMNI Gorontalo Sesalkan adanya Praktek Bisnis dalam PKKMB di UNG
Foto : Pratiwi Madi, Sekretaris DPC GMNI Gorontalo/Faronesia (PT. Pena Data Media). |
Gorontalo Kota, Faronesia.com - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Gorontalo mengkritik adanya praktek bisnis dalam PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) yang dilakukan oleh Organisasi Mahasiswa kepada mahasiswa yang baru masuk di Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Melalui sekretarisnya Pratiwi Madi, DPC GMNI Kota Gorontalo sangat menyesalkan dalam PKKMB atau yang lebih dikenal dengan nama ospek yang selayaknya menjadi ajang mengenalkan dunia kampus berubah menjadi ajang bisnis.
"Sangat miris, mahasiswa senior masih suka menjajah adik-adiknya sendiri dengan praktek bisnis yang sifatnya memaksa. Harusnya mereka menjadi pendobrak penjajahan itu, justru malah terlibat dalam penjajahan nyata kepada adik-adiknya yang masih mahasiswa baru dengan hal-hal bisnis yang tidak semestinya," ujarnya, Selasa (16/8/2022).
Pratiwi Madi juga menyebutkan bahwa ada beberapa organisasi mahasiswa yang memanfaatkan PKKMB UNG tahun 2022 sebagai ladang bisnis yang menjanjikan dan tergolong tidak masuk akal, meskipun ia tak mau menyebutkan nama organisasinya.
"Ada beberapa organisasi yang mewajibkan membeli atribut yang dikenakan pada Peserta PKKMB tingkat fakultas dengan, 1 buah kerucut, 1 buah tas kresek jumbo, 1 buah papan nama dan 1 buah jas juz dibandrol harga Rp. 70.000 sementara kalau kita hitung itu mungkin Rp. 15.000 sudah sangat cukup," sambungnya.
Adapun atribut pelengkap lainya yang wajib dikenakan oleh Peserta PKKMB di UNG seperti yang dijelaskan Pratiwi Madi dalam keterangan persnya adalah sebagai berikut:
1. Tas plastik besar warna hijau terang/muda dengan menggunakan pengikat tali rafia warna hijau terang/muda (digunakan untuk menyimpan barang bawaan),
2. Mahkota,
3. Tali Rafia untuk tali sepatu dengan patokan harga Rp.100.000 diluar uang konsumsi Rp.30.000.
Diakhir, dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil di Indonesia, Pratiwi Madi menambahkan bahwa harusnya mahasiswa lebih paham, terlebih masih dalam keadaan pandemi covid-19 yang tak kunjung usai. Hal ini pun menjadi keluhan mahasiswa baru.
"Sebagai mahasiswa yang lebih dulu atau disebut dengan senior, harus paham akan kedaan ekonomi Indonesia sekarang yang masih dalam pemulihan dan seharusnya mereka tidak membebani mahasiswa baru dengan hal-hal yang tidak bermanfaat dan menguras ekonomi," tandasnya.
Perlu diketahui, PKKMB adalah wahana bagi pemimpin perguruan tinggi untuk memperkenalkan mahasiswa baru dalam proses transisi dari siswa menjadi mahasiswa. Disamping itu, PKKMB ini juga dilaksanakan untuk mempercepat proses adaptasi mahasiswa dengan lingkungan yang baru.***
Editor : Adhar.
0 Komentar